Apa itu hipertensi mungkin belum diketahui oleh masyarakat awam. Namun istilah darah tinggi tentu sudah tidak asing lagi. Hipertensi seebnarnya adalah istilah medis untuk menjelaskan kondisi seseorang yang mengalami tekanan darah tinggi.
Hipertensi, atau lebih dikenal dengan sebutan tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis yang sering diabaikan namun dapat berakibat fatal jika tidak diatasi dengan baik. Hipertensi terjadi ketika tekanan darah dalam arteri tubuh meningkat di atas batas normal secara terus-menerus.
Kondisi ini menjadi salah satu penyebab utama masalah kesehatan serius seperti serangan jantung, stroke, gagal jantung, dan kerusakan organ vital.
Apa Itu Hipertensi?
Tekanan darah dinyatakan dalam dua angka, tekanan sistolik (tekanan pada saat jantung berkontraksi) dan tekanan diastolik (tekanan pada saat jantung beristirahat antara detakannya). Tekanan darah biasanya dikatakan normal ketika mencapai angka 120/80 mmHg.
Namun, tekanan darah dianggap tinggi jika angka sistolik berada di 130 mmHg atau di atasnya, dan angka diastolik hingga 80 mmHg atau lebih tinggi. Kondisi inilah yang disebut dengan hipertensi.
Penyebab Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi medis di mana tekanan darah dalam arteri tubuh meningkat secara persisten di atas batas normal yang sehat. Penyebab hipertensi dapat dibagi menjadi dua tipe utama, yaitu hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder.
Berikut adalah penjelasan singkat tentang penyebab keduanya:
- Hipertensi Primer (Esensial)
Apa itu hipertensi primer merupakan jenis tekanan darah tinggi yang sebagian besar kasusnya tidak memiliki penyebab yang jelas. Faktor genetik, usia, dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi penyebab terjadinya hipertensi primer.
Gaya hidup tidak sehat yang dimaksud antara lain adalah kebiasaan makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, kelebihan berat badan, dan konsumsi alkohol berlebih. Meskipun penyebab pastinya belum dipahami, hipertensi primer dapat dikontrol dan diatasi melalui perubahan gaya hidup. - Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadi sebagai akibat dari kondisi medis atau penggunaan obat-obatan tertentu. Beberapa penyebab umum hipertensi sekunder antara lain penyakit ginjal, gangguan hormonal seperti penyakit kelenjar adrenal, obstruksi arteri renalis, obat-obatan tertentu, dan masalah tidur sleep apnea.
Faktor Risiko Hipertensi
Hipertensi memiliki kaitan erat dengan usia, di mana seseorang yang semakin tua cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi. Selain itu, terdapat beberapa faktor risiko lain yang juga berkontribusi pada terjadinya hipertensi, yaitu:
- Usia lebih dari 65 tahun.
- Pola makan dengan asupan tinggi garam
- Mengalami berat badan berlebih atau obesitas.
- Pasif atau kurang aktif secara fisik
- Jarang melakukan olahraga.
- Memiliki riwayat keluarga dengan kasus hipertensi
- Kebiasaan makan yang kurang mengonsumsi buah dan sayuran.
- Terlalu banyak asupan minuman atau makanan yang mengandung kafein.
- Konsumsi minuman beralkohol
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Tingkat stres yang tinggi
- Adanya kondisi kronis tertentu, seperti penyakit diabetes, ginjal, dan sleep apnea.
Kehamilan juga dapat menyebabkan hipertensi pada beberapa wanita. Kondisi ini dikenal dengan nama preeklamsia atau hipertensi kehamilan. Apa itu hipertensi pada ibu hamil adalah kondisi medis yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tingkat protein yang tinggi dalam urin selama kehamilan.
Gejala Hipertensi
Hipertensi sering disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal. Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi mungkin tidak merasa apa-apa atau hanya mengalami gejala yang ringan, seperti sakit kepala ringan atau pusing.
Namun, jika tekanan darah tinggi tidak diatasi dengan baik dan terus berlanjut, beberapa gejala dan komplikasi yang lebih serius dapat timbul, termasuk:
- Sakit kepala yang hebat dan terus-menerus
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Nyeri pada bagian belakang leher
- Mata kabur
- Kelelahan yang berlebihan
- Gangguan tidur
- Mimisan
- Aritmia atau gangguang irama jantung
- Telinga berdengung
Untuk gejala hipertensi yang berat, penderita mungkin dapat mengalami kelelahan, kebingungan, cemas, mual/muntah, nyeri di dada, tremor otot, dan bahkan ada darah saat berkemih.
Pengobatan Hipertensi
Pengobatan hipertensi ditujukan untuk mengendalikan tekanan darah agar tetap berada dalam rentang normal, mengurangi risiko komplikasi, serta meningkatkan kualitas hidup penderita. Pengobatan tekanan darah tinggi mencakup pemberian obat-obatan dan perubahan gaya hidup.
Setiap kasus hipertensi dapat berbeda-beda, sehingga pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan masing-masing pasien.
Cara Mencegah Hipertensi
Pencegahan hipertensi merupakan upaya yang penting untuk mencegah komplikasi serius. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga tekanan darah tetap normal adalah:
- Mengadopsi pola makan sehat dengan mengurangi garam dan lemak jenuh, serta meningkatkan konsumsi sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh.
- Menjaga berat badan yang sehat melalui aktivitas fisik teratur.
- Menghindari merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
- Menghindari stress
- Bagi individu dengan tekanan darah tinggi, pengelolaan yang baik melalui perubahan gaya hidup dan terapi medis seperti obat-obatan yang diresepkan oleh dokter sangat diperlukan untuk menjaga tekanan darah tetap dalam rentang normal.
Hipertensi adalah kondisi serius yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius jika tidak ditangani dengan baik. Dengan menjaga pola makan yang sehat, aktif secara fisik, menghindari kebiasaan merokok serta mengelola stres, hipertensi dapat dicegah
Setelah memahami apa itu hipertensi, pastikan kamu selalu berkonsultasi dengan dokter secara teratur dan mematuhi perawatan yang direkomendasikan guna menjaga kesehatan jantung dan tubuh secara menyeluruh.