Kehadiran teknologi AI (Artificial Intelligence) tidak dapat dipungkiri membawa banyak manfaat bagi aspek kehidupan manusia. Namun, di balik banyaknya manfaat, perlu adanya pertimbangan etika penggunaan yang perlu dipahami oleh semua orang.
Apalagi jika Anda merupakan pihak yang sering bersinggungan dengan sistem AI. Anda wajib senantiasa mematuhi etika-etika yang akan disebutkan di bawah ini!
Tak Boleh Lengah, Ini Etika Penggunaan Teknologi AI yang Wajib Diketahui
Perlunya etika ketika menggunakan sistem AI adalah demi terciptanya keseimbangan dan tanggung jawab yang menjadi poin utama dari hubungan manusia dengan AI. Selain itu, penerapan etika ini dapat mengurangi risiko negatif yang muncul akibat penggunaan AI.
Berikut ini daftar etika yang harus dijaga dan dipatuhi ketika Anda menggunakan sistem AI dalam sehari-hari, antara lain:
-
Kontrol dan Monitor
Etika pertama adalah tentang aspek kontrol dan monitor, yang mana manusia adalah pihak yang seharusnya memiliki kendali penuh atas sistem AI. Manusia merupakan pihak yang jadi pembuat sistem sekaligus penggunanya.
Maka dari itu, sistem AI sebaiknya tidak digunakan untuk mengambil keputusan secara signifikan yang dapat berpengaruh pada kehidupan manusia. Jadi, manusia tidak lupa untuk memonitor sistem AI pada kehidupan sehari-hari.
-
Inklusivitas
Inklusivitas menjadi etika penggunaan sistem AI yang harus dipatuhi. Artinya, penggunaan AI harus adil dan tidak diskriminatif pada pihak atau kelompok tertentu. Memang pada prakteknya, sistem AI tidak memiliki emosi dan empati.
Inilah pentingnya tanggung jawab dan keseimbangan antar manusia dan sistem AI yang mana bertujuan agar penggunaannya tidak menyakiti kelompok tertentu. Manusia yang memiliki emosi dan empati wajib mengontrol penuh sistem AI.
-
Adanya Privasi dan Keamanan
Aspek privasi dan keamanan yang harus dijaga merupakan etika yang harus dilakukan ketika menggunakan teknologi AI. Mencegah terjadinya kebocoran data adalah hal penting yang harus dijaga ketika Anda menggunakan sistem AI.
Maka dari itu, manusia harus merancang sistem AI yang dapat melindungi data pribadi bukan sebaliknya. Pastikan setiap aktivitas pengumpulan informasi yang diberikan oleh manusia harus bersifat consent (persetujuan) secara sadar dari pihak yang terlibat.
Masyarakat umum yang belum memerhatikan poin ini sebaiknya segera sadar bahwa penggunaan AI dengan sembarangan hanya akan berakhir pada kerugian. Tindak scamming dan hacking bisa mengancam Anda dengan cepat.
-
Sarana Edukasi
Sistem AI harusnya menjadi bahan untuk sarana edukasi masyarakat agar paham tentang kode etik dan implikasinya. Masyarakat umum harus paham bahwa penggunaan AI harus sesuai kode etik dan di dalam penggunaannya tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang bahkan belum tertulis.
Salah satu contohnya adalah etika penggunaan AI untuk konten kampanye politik yang masih disalah gunakan oleh beberapa orang. Selain itu, penggunaan AI untuk pendidikan juga perlu adanya pengawasan dan tanggung jawab agar tepat sasaran.
-
Tidak Merugikan
Etika penggunaan AI yang terakhir adalah tidak merugikan dan proporsional. Penggunaan AI harus proporsional dengan tujuan yang inging dicapai. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar penggunaan AI tidak menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak tertentu.
Contohnya adalah pemberlakuan algoritma pada setiap media sosial atau platform yang cenderung tidak diawasi akan merugikan beberapa kelompok tertentu. Maka dari itu, perlu adanya pengawasan ketat dan etika dalam setiap penggunaan AI.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi AI wajib memiliki etika yang memiliki tujuan untuk penggunaan yang lebih proporsional dan bertanggung jawab. Penggunaan AI seharusnya dikontrol oleh manusia, bukan sebaliknya. Manusia tetap memegang peran penting dalam tanggung jawab dalam mengawasi dan mengatur penggunaan AI.