Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memberikan dampak yang signifikan bagi ekonomi Indonesia. Pemicu harga BBM naik adalah harga minyak dunia yang turut meningkat juga. Inflasi jadi salah satu dampak yang akan terjadi apabila terdapat kenaikan harga BBM. Apakah ada dampak lain yang terjadi karena kenaikan harga BBM? Untuk mengetahui lebih lanjut, lebih baik jangan lewatkan pembahasan berikut!
Dampak yang Ditimbulkan Dari Kenaikkan BBM
Perekonomian Indonesia akan cukup terdampak ketika BBM mengalami kenaikan. Ini terutama akan terasa bagi masyarakat menengah ke bawah, sebab terjadi berbagai hal di bawah ini:
1. Kenaikan Harga pada Berbagai Sektor
BBM berhubungan dengan hampir keseluruhan sektor perekonomian. Contohnya, industri logistik, transportasi, hingga barang dan jasa. Sektor-sektor tersebut memerlukan bahan bakar pada operasionalnya. Bila harga bahan bakar minyak naik, maka konsekuensinya adalah harga kebutuhan pada dari berbagai sektor turut meningkat. Ini akan membuat biaya hidup masyarakat mengalami kenaikan.
2. Menurunnya Daya Beli
Apabila harga berbagai sektor kebutuhan naik, maka daya beli masyarakat akan menurun. Bayangkan saja seperti ini; sebelumnya Anda hanya perlu Rp10 ribu untuk 1 kg beras, tapi setelah harga BBM naik harus membayar Rp12,5 ribu untuk 1 kg beras.
Ini akan membuat masyarakat menemukan alternatif yang lebih murah atau tidak naik harganya. Bila siklus ini terus terjadi, maka akan ada penurunan daya beli terhadap bahan pokok tertentu. Hal tersebut akan membuat perekonomian kacau pada akhirnya.
3. Inflasi pada Perekonomian Indonesia
Dampak selanjutnya dari kenaikan harga bahan bakar minyak pada ekonomi Indonesia adalah terjadinya inflasi. Kondisi tersebut terjadi ketika harga barang serta jasa mengalami peningkatan terus menerus. Akibatnya, nilai mata uang Indonesia menjadi semakin berkurang. Ketika inflasi tidak terkendali, maka daya beli masyarakat pun akan semakin menurun.
Kenaikan tarif BBM kemungkinan besar menyebabkan inflasi terjadi. Sebab, terdapat lebih dari 70 persen jumlah pengguna subsidi bahan bakar pertalite dan juga solar. Selain itu, inflasi dapat memicu terjadinya stagflasi sebagai risiko terburuknya. Kondisi stagflasi tersebut merupakan keadaan ketika pertumbuhan ekonomi melemah dan tingkat pengangguran semakin tinggi.
4. Meningkatkan Pengangguran dan Kemiskinan
Efek domino dari kenaikan tarif BBM bagi masyarakat sangat nyata. Ini dimulai dari BBM subsidi yang mengalami kenaikan harga. Lalu, biaya produksi berbagai usaha membengkak. Ini memicu perusahaan melakukan PHK agar beban usaha berkurang.
Dari tindakan tersebut, maka pengangguran akan muncul. Ketika tidak bekerja, maka masyarakat tidak memiliki penghasilan. Memenuhi kebutuhan untuk hidup sehari-hari pun semakin sulit. Ini mendorong masyarakat menuju jurang kemiskinan.
5. Merugikan Usaha Kecil
Dampak dari meningkatnya tarif bahan bakar minyak akan sangat terasa bagi pengusaha kecil. Ini karena beban produksinya jadi semakin besar. Keterbatasan modal akan membuat pengusaha kesulitan menutup biaya produksi. Terlebih bila biaya tersebut semakin meroket akibat kenaikan harga BBM. Akibatnya adalah usaha kecil bisa gulung tikar.
Selain itu, kenaikan BBM juga berdampak pada biaya operasional usaha kecil. Sebut saja untuk belanja bahan baku, mengantar order, hingga mengambil pesanan. Semua itu memerlukan kendaraan yang perlu diisi dengan bahan bakar minyak.
Bila tarif BBM naik, maka biaya operasional pun turut naik. Usaha berskala kecil tidak bisa membebankan konsumen biaya produksi. Risikonya mereka kehilangan konsumen, mengingat target pasar usaha kecil pun juga masyarakat menengah ke bawah. Mereka akan mencari alternatif yang lebih terjangkau.
Lima hal tersebut akan terjadi pada ekonomi Indonesia bila harga bahan bakar minyak mengalami kenaikan. Dampaknya bersifat domino, sehingga merugikan masyarakat menengah ke bawah dengan keterbatasan ekonomi.