Banyak sekali sejarah Indonesia yang wajib dan menarik untuk dibahas dan diulik. Salah satunya adalah sejarah mengenai bangunan Gereja Katedral di Jakarta. Menjadi bangunan tertua dan cagar budaya yang dilindungi di Jakarta dan memiliki nilai estetika yang unik ini patut diulik secara mendalam.
Gereja ini tidak hanya menjadi tempat ibadah umat Katolik saja. Terdapat fakta sejarah menarik yang patut Anda ketahui. Maka dari itu, simak artikel yang akan dibahas mengenai beberapa fakta unik tentang Gereja Katedral ini!
5 Fakta Katedral Jakarta yang Jadi Bagian Sejarah Indonesia
Bagi umat Katolik di DKI Jakarta, Gereja Katedral menjadi salah satu tujuan untuk beribadah dan/atau ketika melaksanakan Misa. Bangunan yang terletak di Jalan Katedral No. 7, Jakarta Pusat ini sangat menarik jika dilihat dari kejauhan. Lalu, apa saja fakta menarik dibaliknya? Simak di bawah ini:
Tema Arsitektur Neo-Gotik
Gereja Katedral memiliki nama resmi yaitu Gereja Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga atau De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming. Bangunan ini menjadi salah satu bangunan tertua di Jakarta, yang mana usianya lebih dari 100 tahun. Pertama kali dibangun pada tahun 1800-an oleh seorang Pastor Jesuit.
Neo Gotik dipilih untuk menjadi tema arsitektur Gereja Katedral oleh seorang arsitektur Antonius Dijkman. Inspirasi tema ini diambil dari bangunan di Eropa pada apa ke-16, yang mana mengutamakan efisiensi dengan kekhasannya yaitu adanya kaca patri besar dan kemegahan bangunan yang tinggi menjulang.
Terdapat Tiga Buah Menara
Tiga menara yang dimiliki oleh Gereja Katedral menjadi nilai estetika yang khas. Desain tiga menara tersebut memiliki desain yang berbeda, yang mana dua menara di antaranya memiliki tinggi 60 meter. Sedangkan, menara ketiga yang terletak di atas altar utama memiliki tinggi 45 meter.
Arti dari dua menara tinggi tersebut adalah pertama Benteng Daud yang berada di sebelah kiri sebagai perwakilan raja dalam melindungi rakyatnya. Kedua, menara di sebelah kanan yang disebut sebagai Menara Gading dan melambangkan kemurnian Perawan Maria. Lalu, menara ketiga disebut sebagai Malaikat Allah atau Angelus Dei.
Misa Pertama Tahun 1901
Sejarah Indonesia mencatat bahwa misa pertama yang diselenggarakan pada tanggal 21 April 1901. Tahun tersebut sekaligus menjadi tahun diresmikannya Gereja Katedral, Jakarta yang mana diberkati oleh Vikaris Apostolik Jakarta, Monsignor Edmundus Sybrandus Luypen, SJ dan paduan suara Caecilia.
Tidak hanya orang-orang kehormatan gereja yang menghadiri peresmian dan Misa gereja pertama tersebut. Gubernur yang menjabat pada saat itu, yaitu Jenderal Willem Rooseboom juga hadir dalam peresmian gereja.
Menjadi Situs Cagar Budaya Nasional
Karena menjadi salah satu bangunan tua dan bernilai di Jakarta, Gereja Katedral juga telah resmi menjadi salah satu situs cagar budaya nasional. Hal tersebut berarti Gereja Katedral menjadi bagian dari kekayaan budaya nasional dan memiliki nilai budaya yang penting bagi ilmu pengetahuan.
Status cagar budaya nasional membuat Gereja Katedral wajib mempertahankan konstruksi utama ketika adanya proses pemugaran atau renovasi. Termasuk ketika adanya bangunan konstruksi baru dan inovatif “Terowongan Silaturahmi” yang menghubungkannya dengan Masjid Istiqlal.
Dibangun Museum Katedral Jakarta
Bagi Anda yang ingin mengetahui sejarah Gereja Katedral secara mendalam dan menyeluruh, ada alternatif lain selain masuk ke dalam gereja utama. Adanya Museum Katedral Jakarta menjadi alternatif bagi Anda yang ingin mempelajari pengetahuan dan informasi tentang gereja tertua ini.
Museum yang dibuka untuk umum sejak tahun 1991 ini dibangun oleh Pastor Kurris, Sj. Di dalamnya berisi informasi tentang perjalanan sejarah agama Katolik di Indonesia. Dimulai sejak awal perkembangannya, yaitu jaman VOC masih berkuasa di Indonesia.
Seperti itulah fakta menarik tentang Gereja Katedral yang menjadi salah satu bagian dari kekayaan sejarah Indonesia. Tidak hanya bangunannya yang megah dan aesthetic, Gereja Katedral menyimpan banyak fakta menarik yang wajib diketahui oleh masyarakat umum.