Saturnus adalah planet terdekat keenam dari Matahari dan memiliki cincin yang bisa dibilang terlihat begitu indah. Saturnus dikelilingi oleh tujuh cincin yang dipisahkan oleh celah-celah. Cincin yang dimiliki Saturnus terdiri dari Cincin D (cincin utama terdalam yang begitu redup), cincin C (cincin utama yang redup), B(cincin paling terang), A (cincin utama terluar), cincin F, cincin G, cincin E.
Selain Saturnus, masih ada planet yang bercincin di tata surya dengan karakteristik serta ciri-ciri tersendiri antara satu dan lainnya. Benda langit yang mengelilingi planet ini berbentuk padat, terdiri dari berbagai partikel seperti es, batu, juga debu.
Beberapa partikel luar angkasa berbentuk lingkaran padat ini lebih redup sehingga tidak terlihat pada awalnya. Namun, dengan perkembangan teknologi terutama bidang ilmu astronomi, akhirnya cincinnya dapat dianalisa untuk mencari fakta-faktanya.
Planet yang Bercincin di Tata Surya
Setiap planet yang bercincin di tata surya memiliki fakta dan keunikan sendiri-sendiri yang menarik untuk diketahui. Berikut adalah beberapa planet yang akhirnya diketahui memiliki cincin dengan adanya perkembangan sains dan teknologi bidang astronomi.
1. Saturnus

Saturnus masuk dalam salah satu paling besar di dalam tata surya, merupakan planet keenam dari Matahari. Saturnus sendiri merupakan raksasa gas dengan hidrogen dan helium sebagai penyusun utama planetnya. Berbeda dengan bumi yang hanya memiliki satu satelit alami yaitu Bulan, Saturnus memiliki 82 satelit alami, 52 di antaranya sudah memiliki nama resmi. Titan merupakan satelit alami terbesar, yaitu 90% total massa semua objek yang mengelilingi Saturnus.
Saturnus menjadi planet yang bercincin dengan penampakan cincin indah dan menakjubkan, terbentuk dari jutaan potongan es berukuran bervariasi. Cincinnya terlihat sangat indah mengelilingi planetnya dengan lebar ratusan ribu kilometer. Cincin Saturnus dapat terbentuk melalui gaya gravitas serta interaksi satelit alami yang mengelilinginya. Pandora dan Prometheus merupakan satelit alami penggembala untuk menahan partikel dan sistem cincin Saturnus sehingga tidak menyebar keluar.
Terdapat dua hipotesis tentang asal-usul sistem planet yang bercincin di tata surya ini, pertama merupakan sisa satelit alami Saturnus yang hancur. Sementara hipotesis kedua menyatakan bahwa cincinnya berasal dari sisa materi nebula yang membentuk planetnya. Meskipun cukup mudah terlihat, namun cincin Saturnus juga bisa menghilang dan tidak terlihat sama sekali. Hal ini karena posisi poros sedikit miring ketika mengitari Matahari, momen ini terjadi setiap 14 – 15 tahun sekali.
2. Jupiter

Jupiter atau Yupiter pada kata tidak baku, merupakan planet kelima dari Matahari, merupakan yang terbesar di tata surya. Jupiter juga merupakan raksasa gas dengan gas 1/1000 massa Matahari dan 2,5 kali jumlah massa semua planet di tata surya.
Pusat massa Jupiter berada di luar Matahari meskipun jaraknya hanya 1,068 radius dari pusat Matahari. Rata-rata jarak Jupiter dengan Matahari sendiri adalah 778 juta km dan dapat menyelesaikan orbit setiap 11,86 tahun.
Jupiter paling terkenal karena adanya ketampakan bintik merah raksasa, yaitu badai antisiklon yang lebih besar daripada bumi. Badainya cukup besar sehingga bisa terlihat menggunakan teleskop dari Bumi dengan bukaan 12 cm atau lebih besar.
Jupiter merupakan planet yang bercincin di tata surya dengan tiga bagian yaitu cincin halo, gossamer, dan cincin utama yang relatif terang. Cincin Jupiter kemungkinan terdiri atas materi yang terlempar dari satelit alami yaitu Adrastea dan Metis kemudian tertarik akibat gravitasi kuat.
Materi-materi yang tampaknya terbuat dari debu tersebut kemudian mengorbit Jupiter dan terus menebal oleh materi hasil tubrukan lainnya. Dua bagian cincin lain kemungkinan terbentuk dengan cara sama dari satelit Thebe dan Amalthea.
3. Uranus

Uranus merupakan planet ketujuh dari Matahari dengan jari-jari terbesar ketiga dan massa terbesar keempat di tata surya. Berbeda dengan Saturnus dan Jupiter yang masuk raksasa gas, Uranus masuk dalam kategori raksasa es karena terdiri komposisi kimiawi berbeda.
Seperti planet raksasa lainnya, Uranus memiliki sistem cincin, magnetosfer, juga banyak satelit alami. Sistem Uranus memiliki konfigurasi unik karena kemiringan sumbunya ke samping saat mengelilingi Matahari, sehingga kutubnya ada di khatulistiwa bagi planet lain.
Uranus juga menjadi planet yang bercincin di tata surya dengan sistem rumit, sistemnya ini ditemukan setelah Saturnus. Cincin-cincinnya tersusun dari partikel sangat gelap dengan beragam ukuran, mulai dari mikrometer hingga sepersekian meter.
Material cincin kemungkinan berasal dari bagian dari satu atau beberapa satelit yang terpecah karena tubrukan berkecepatan tinggi. Dari banyaknya pecahan yang terbentuk hanya beberapa patikel bertahan pada zona stabil bersesuaian dengan cincinnya sekarang.
4. Neptunus

Seperti Uranus, Neptunus merupakan planet terjauh dari Matahari yang termasuk dalam raksasa es. Planet ini memiliki diameter 49.530 km sehingga menjadi yang terbesar keempat di tata surya, juga terbesar ketiga jika berdasarkan massa.
Neptunus menjadi planet yang bercincin yang terdiri dari es terselubung silikat atau karbon sehingga berwarna merah. Tiga cincin utamanya disebut Adams sejauh 63.000 km dari pusat Neptunus, Le Varrier sejauh 53.000 km, juga Galle sejauh 42.000 km.
Cincin Neptunus memiliki struktur menggumpal sehingga tidak diketahui pasti alasannya, namun menurut hipotesis karena interaksi gravitasi dengan satelit kecil di orbit dekat cincin. Penelitian menunjukkan jika terjadi kerusakan yang menunjukkan cincinnya tidak stabil.
Tata surya terdiri dari beberapa planet dengan Matahari sebagai pusat rotasinya. Terdapat beberapa planet yang bercincin di tata surya dengan karakter serta ciri tersendiri sesuai partikel pembentuk dan faktor lainnya.