Indonesia dan Palestina memiliki sejarah panjang penuh solidaritas. Palestina bahkan mengakui kemerdekaan Indonesia sejak sebelum proklamasi. Lalu bagaimana sejarah Indonesia dan Palestina sampai begitu solid hingga hari ini?
Artikel ini akan memberikan informasi mengenai sejarah dua negara ini. Simak penjelasannya sampai akhir ya!
Sejarah Indonesia dan Negara Palestina
Hubungan antara Indonesia dan Palestina bukan sekadar hubungan diplomatik biasa. Kedua negara ini memiliki ikatan sejarah yang kuat, bahkan sejak masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Solidaritas yang terjalin di antara keduanya telah berlangsung selama puluhan tahun, mencerminkan nilai persaudaraan dan dukungan timbal balik.
-
Solid Sejak masih Dijajah
Hubungan erat antara Indonesia dan Palestina telah terjalin sejak lama, bahkan sejak Indonesia masih bernama Hindia Belanda. Hal ini terlihat karena perhatian terhadap isu Palestina muncul dalam forum-forum Islam seperti Muhammadiyah dan NU pada tahun 1920-an.
Pada beberapa buku sejarah diungkapkan bahwa hubungan ini timbul karena kedua negara ini adalah bangsa terjajah. Saat 1917, Palestina dijajah oleh Inggris hingga kemudian direbut oleh Kesultanan Utsmaniyah.
Sementara Indonesia, masih dijajah oleh Belanda. Namun di tahun tersebut, Indonesia sudah mulai masuk pada era pergerakan nasional. Dimana perjuangan kemerdekaan juga dimulai dari organisasi-organisasi masyarakat.
-
Negara Pertama yang Akui Kemerdekaan Indonesia
Salah satu fakta menarik yang tak banyak diketahui adalah bahwa Palestina menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia.
Pada 6 September 1944, jauh sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Mufti Agung Yerusalem, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan Indonesia. Dukungan ini dalam bentuk siaran radio dengan bahasa Arab.
Selama dua hari berturut-turut, kedaulatan Indonesia disiarkan melalui media lokal Timur Tengah, seperti harian Al-Ahram. Tak hanya itu, bahkan negara ini juga melakukan lobbying terhadap negara Timur Tengah lain untuk memberikan pengakuan terhadap Indonesia.
Langkah ini menjadi salah satu faktor penting dalam pengakuan negara-negara Timur Tengah terhadap kedaulatan Indonesia setelah proklamasi.
-
Indonesia Balik Dukung Palestina
Sebagai bentuk rasa terima kasih atas dukungan Palestina, Indonesia secara konsisten mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan Israel. Presiden Soekarno adalah salah satu pemimpin dunia yang paling vokal dalam mendukung Palestina.
Pada Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955 di Bandung, Soekarno dengan tegas menolak kehadiran Israel dan menyuarakan dukungannya untuk rakyat Palestina.
Pada tahun 1974, Indonesia mengakui Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sebagai representasi sah rakyat Palestina di dunia internasional.
Hubungan diplomatik resmi antara kedua negara dimulai pada tahun 1988 setelah Palestina mendeklarasikan kemerdekaannya. Setahun kemudian, Kedutaan Besar Palestina dibuka di Jakarta sebagai simbol hubungan erat antara kedua negara.
-
Bantuan Ekonomi dan Kemanusiaan
Dukungan Indonesia terhadap Palestina tidak hanya terbatas pada aspek politik, tetapi juga mencakup bantuan ekonomi dan kemanusiaan.
Misalnya, pada tahun 2018, pemerintah dan masyarakat Indonesia memberikan bantuan senilai lebih dari Rp 100 miliar untuk mendukung rakyat Palestina yang terdampak konflik. Bantuan ini mencakup kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obata.
Sebaliknya, rakyat Palestina juga menunjukkan rasa hormat dan cinta mereka kepada Indonesia. Dalam berbagai kesempatan, mereka menolak tindakan-tindakan yang dapat melukai perasaan bangsa Indonesia, seperti eksperimen sosial yang mencoba memprovokasi pembakaran bendera Merah Putih.
Sejarah panjang hubungan antara Indonesia dan Palestina adalah cerminan solidaritas sejati antarbangsa. Dukungan awal Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia menjadi fondasi bagi hubungan erat yang terus berlanjut hingga kini.
Sebaliknya, komitmen Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina menunjukkan bahwa persaudaraan sejati tidak mengenal batas geografis. Sejarah Indonesia yang jadi saksi akan hal tersebut.