Lambang Garuda Pancasila tentu sudah tidak asing lagi bagi anda. Bahkan semua lapisan masyarakat Indonesia tentu sudah mengetahuinya. Namun mengenai makna secara mendalam, tentu saja masih banyak masyarakat belum memahaminya.
Semua negara tentu memiliki lambang atau ikon tersendiri. Setiap lambang negara tersebut pastinya memiliki sejarah, filosofi dan juga makna didalamnya. Bahkan tidak jarang maknanya sangat dalam dan luar biasa.
Begitupun dengan Indonesia, di mana memilih burung Garuda sebagai lambang negara. Setiap sudut tersirat makna mendalam. Berikut adalah penjelasan mengenai sejarah serta makna lambang negara Indonesia.
Sejarah Terbentuknya Lambang Garuda Pancasila
Ketika sebuah negara memutuskan untuk memilih sebuah lambang, tentu ada perjalanannya tersendiri. Sama halnya dengan Indonesia di mana memiliki sejarah terbentuknya Garuda Pancasila ini.
1. Dipilih Melalui Sayembara
Sejarah berawal pada saat diadakannya sebuah sayembara. Sayembara ini bertujuan untuk memilih lambang negara paling baik. Namun tidak bisa terpilih dalam sekali, sehingga sayembara pun diadakan beberapa kali.
Sayembara pertama diadakan pada tahun 1947. Kemudian berikutnya 3 tahun berikutnya yaitu tahun 1950 sekitar bulan Januari. Terdapat 2 kandidat karya yang terpilih yaitu karya Muhammad Yamin dan juga Sultan Hamid II.
2. Lambang Yang Akhirnya Terpilih
Lambang negara Indonesia tidak diperoleh dengan mudah. Dilakukan diskusi panjang oleh Soekarno, Muhammad Yamin, Sultan Hamid II dan tentunya melibatkan anggota DPR.
Dari kedua design, akhirnya design milik Sultan Hamid II lah yang terpilih. Namun meskipun tidak terpilih, Muhammad Yamin ikut serta dalam memberikan saran. Begitupun dengan Soekarno di mana juga mengusulkan untuk menambahkan tulisan Bhinneka Tunggal Ika.
Tulisan Bhinneka Tunggal Ika ini dicantumkan pada bagian kaki burung Garuda. Dan pastinya terdapat makna mendalam dibalik semboyan tersebut. Setelah diskusi yang panjang, maka lambang negara Indonesia berupa burung Garuda Pancasila ini akhirnya diresmikan pada tahun 1950, tepatnya pada tanggal 6 Februari.
Filosofi Lambang Garuda Pancasila
Tidak hanya soal sejarah terbentuknya saja yang menarik, bahkan filosofi dibalik burung Garuda di mana menjadi lambang negara Indonesia ini juga sangat menarik. Berikut adalah penjelasan detailnya.
1. Kepala Burung Garuda
Filosofi pertama adalah mengenai kepala. Pada lambang Garuda Pancasila terdapat kepala burung Garuda di mana jika dilihat secara teliti menghadap ke arah kanan. Arah kanan ini diartikan sebagai kebaikan sebagaimana umumnya ketika menggunakan tangan dan kaki, biasanya dianjurkan menggunakan bagian kanan karena dianggap baik.
2. Perisai
Kemudian ada juga perisai. Pada bagian dada depan burung Garuda terdapat logo Pancasila yaitu Bintang (sila ke 1), Rantai (sila ke 2), Pohon Beringin (sila ke 3), Kepala Banteng (sila ke 4) serta Padi dan Kapan (sila ke 5). Dan perlu dipahami bahwa setiap lambang serta sila dalam Pancasila memiliki maknanya tersendiri yang dijadikan sebagai semboyan atau moto hidup masyarakat Indonesia.
3. Jumlah Bulu
Para lambang Garuda Pancasila jika dilihat dengan jeli maka jumlah bulunya tidak sembarangan. Jumlahnya yaitu 17 bulu (bagian sayap kanan), 8 helai (bagian ekor) dan juga 45 helai (leher). Di mana jika diartikan merupakan tanggal kemerdekaan Republik Indonesia yaitu 17 – 08 – 45 atau tanggal 17, bulan Agustus, tahun 1945.
4. Kaki
Pada kaki burung Garuda juga mencengkeram pita berwarna putih. Warna putih tersebut memiliki arti khatulistiwa, di mana Indonesia memang berada di garis khatulistiwa.
Sedangkan didalam pita putih tersebut terdapat semboyan Bhinneka Tunggal Ika, di mana artinya walaupun berbeda – beda tapi tetap satu juga. Karena seperti yang diketahui bahwa Indonesia merupakan negara kaya.
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, budaya, bahasa, ras dan juga agama. Namun memiliki moto hidup, harus tetap bersatu sebagai warga negara Indonesia dengan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Jika melihat filosofi diatas, maka bisa dikatakan bahwa setiap detail pada burung Garuda memang memiliki maknanya yang sangat dalam. Dan bahkan makna tersebut diterapkan sebagai moto hidup agar masyarakat bangsa Indonesia memiliki pedoman hidup yang baik dan sesuai dengan peraturan negara.
Makna Sila dan Warna Pada Lambang Garuda Pancasila
Selain filosofi, lambang negara Indonesia juga memiliki makna yang tersirat warna dan Pancasila. Berikut adalah makna masing – masing sila maupun warnanya.
Makna Sila Dalam Pancasila
Di dalam lambang Garuda Pancasila terdapat 5 sila yang dilambangkan dengan 5 logo. Masing – masing logo tersebut memiliki makna yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Logo : Bintang berjumlah satu atau tunggal dengan background berwarna hitam
Makna : Cahaya rohani yang berasal dari Tuhan.
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Logo : Rantai berwarna emas
Makna : Setiap manusia apapun gendernya memiliki ikatan sosial di mana saling membutuhkan satu sama lain.
3. Persatuan Indonesia
Logo : Pohon Beringin
Makna : Rakyat Indonesia yang beragam tetap bersatu dibawah naungan Bangsa Indonesia.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Dan Perwakilan
Logo : Kepala Banteng
Makna : Sebagai makhluk sosial harus menjunjung tinggi kebersamaan sehingga dalam menyelesaikan sesuatu dilakukan dengan cara musyawarah atas keputusan bersama.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Logo : Pohon Beringin
Makna : kebutuhan dasar manusia yaitu pangan (makanan) dan juga sandang (pakaian).
Makna Setiap Warna
Terakhirnya mengenai warna dalam perisai atau Pancasila yang juga memiliki makna tersendiri. Warna tersebut menjadi latar belakang setiap sila dalam Pancasila, yaitu :
- Hitam (keabadian)
- Merah (Keberanian)
- Putih (Kesucian)
- Kuning (Megah)
- Hijau (Kemakmuran dan Kesuburan)
Dari apa yang sudah disampaikan diatas maka bisa dikatakan bahwa burung Garuda Pancasila memiliki makna yang sangat filosofis. Makna tersebut berada disetiap pemilihan lambang dan juga warnanya. Sehingga sangat tepat jika lambang Garuda Pancasila dipilih karena makna dibaliknya sangat pas dijadikan sebagai pedoman hidup.